Surabaya (11/9). Surabaya mendapat kehormatan menjadi tuan rumah ASEAN-China Workshop on Risk Analysis of Animal Diseases yang diselenggarakan oleh Badan Karantina Pertanian dan didukung Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya. Acara ini berlangsung pada 4 – 8 September 2017 di Hotel The Alana Surabaya.
Acara diawali dengan laporan panitia penyelenggara, drh Mulyanto, MM, (Kepala Pusat Karantina Hewan), dan dilanjutkan dengan sambutan sekaligus pembukaan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian, Ir. Banun Harpini, MSc. Dalam arahannya Kepala Badan menyampaikan: Pentingnya analisis risiko yang merupakan bagian dari kesepakatan Sanitary and Phytosanitary (SPS) yang diwajibkan bagi semua negara anggota World Trade Organisation (WTO); pentingnya melakukan penilaian risiko baik pada sektor kesehatan hewan maupun masyarakat secara berkelanjutan untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya alam; dan pentingnya analisis risiko yang merupakan tindakan efektif untuk melindungi penularan penyakit hewan sebagai konsekuensi dari perdagangan internasional. Selain itu Kepala Badan menyampaikan bahwa para anggota ASEAN harus dapat memperkuat kerja sama dalam menghadapi perdagangan global yang sejalan dengan semangat ASEAN Economic Community (AEC). Peran ASEAN dalam keamanan pangan di Asia salah satunya adalah melalui penilaian risiko untuk menciptakan perlindungan yang lebih baik untuk menciptakan “food security” dan “food basket” ASEAN demi tercapainya “RICH” ASEAN pada tahun 2030.
Kegiatan workshop ini dihadiri perwakilan dari negara-negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia dan Laos, Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian (UPTKP) serta instansi terkait lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Mengawali kegiatan workshop ini, hadir Dr. Pennapa Matayompong perwakilan dari OIE Sub Regional Representation for South East Asia (OIE SRR SEA), Bangkok yang mempresentasikan “Introduction of Risk Analysis and The Role and Application of Risk Analysis on Trade of Animals and Animal Products”.
Lebih lanjut, drh Mulyanto menjelaskan maksud dan tujuan diselenggarakannya workshop ini adalah untuk mewujudkan saling pengertian antara Negara Anggota ASEAN, antara ASEAN dan China dalam Implementasi Analisis Risiko terhadap lalulintas hewan dan produk hewan serta keamanan pangan sesuai dengan ketentuan standar Internasional dan SPS sehingga terjadinya hambatan perdagangan antara ASEAN dan China dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan; mengkaji secara perspektif dan mendorong implementasi bersama pada proses analisis berdasar konsep dasar analisis risiko penyakit hewan. Workshop ini dilaksanakan hingga tanggal 8 September 2017 dengan kunjungan ke BBIB Singosari menjadi salah satu agenda acaranya (herny & sarie/editor: herny).
Silakan lihat disini untuk melihat dan mendownload foto-foto kegiatan ini.

ASEAN-China Workshop on Risk Analysis of Animal Diseases di Surabaya