Teh Rasa Daging Gagal Masuk Surabaya | Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya

Surabaya, (7/11). Pada 4 November 2017, Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya berhasil menggagalkan pemasukan Daging Babi yang bercampur dengan 2 (dua) kantong besar teh. Daging dan teh tersebut berasal dari Republik Rakyat Cina (RRC) dengan menumpang pesawat Indonesia.

Informasi bermula dari petugas BBKP Soekarno Hatta yang mencurigai adanya bagasi penumpang internasional dari RRC berisi daging pada 3 November 2017. Selanjutnya petugas BBKP Surabaya segera menuju area kedatangan di Terminal 2, Bandara Internasional Juanda – Sidoarjo. Namun, sampai penerbangan terakhir barang/bagasi yang dimaksud belum sampai juga. Ternyata, bagasi tersebut baru sampai keesokan harinya pukul 07.20 WIB.

Menurut Sumanto (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)) BBKP Surabaya yang memeriksa bagasi tersebut menyatakan bahwa ditemukan 2 (dua) kantong plastik transparan yang berisi daun teh (Camellia sinensis) dalam bungkus kecil-kecil dan 8 kg Daging Babi dalam koper/travel bag. Komoditas teh berpotensi mengandung cendawan Exaabasidium reticulatum (golongan A1 atau belum terdapat di Indonesia), sedangkan daging babi menurut Hariono dan Ilham (Paramedik BBKP Surabaya) berpotensi membawa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Rinderpest yang termasuk Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Golongan I, dan Hog Cholera yang termasuk HPHK Golongan II.

Sebagai tindak lanjut, teh dan daging babi ditahan dan diamankan di BBKP Surabaya sambil menunggu pemilik barang melengkapi dokumen yang dipersyaratkan, diantaranya: prior notice, CoA (Certificate of Analysis), dan Phytosanitary Certificate dari negara asal untuk komoditas teh.

Untuk daging babi, karena adanya peraturan gubernur yang melarang pemasukan daging ke Jawa Timur maka daging tersebut akan dimusnahkan. Tindakan pemusnahan dan penahanan tersebut juga dimaksudkan untuk #PerlindunganKeamananHayati Jawa Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya (herny/sarie).