Surabaya (24/1). Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, beras merah (Oryza glaberima), menjadi salah satu komoditas pangan yang diburu dan diminati masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Hal ini disebabkan beras merah memiliki kandungan gizi yang lebih beragam daripada beras putih, yaitu karbohidrat, serat, vitamin B, magnesium, fosfor, kalsium, dan kalium.
Kandungan gizi yang kaya membuat harga beras merah lebih tinggi daripada beras putih. Hal tersebut membuat petani-petani di Bali mengambil peluang dengan memasarkan beras merahnya ke luar negeri. Pada 23 Januari 2018, dilakukan ekspor perdana 11ton beras merah ke Oakland, Amerika Serikat.
Peran karantina dalam mendukung akselerasi ekspor adalah memastikan beras merah yang akan diekspor tersebut sehat, aman dikonsumsi, dan sesuai dengan persyaratan ekspor dari negara tujuan (Amerika).
Dari hasil pemeriksaan fisik dan kelengkapan dokumen yang dilakukan oleh POPT Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya, M. Jaeni, beras merah tersebut bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), sehingga dapat diterbitkan Phytosanitary Certificate (PC) dan dapat diberangkatkan ke Amerika melalui Pelabuhan Laut Tanjung Perak, Surabaya (herny).

11 Ton Beras Merah Indonesia Tembus Pasar Amerika