Surabaya (21/3). Ekspor merupakan salah satu mekanisme untuk meningkatkan kesejahteraan petani disamping untuk menambah devisa negara. Oleh karena itu Kepala Badan Karantina Pertanian berkomitmen untuk menjadikan tahun 2018 sebagai tahun akselerasi/percepatan ekspor. Sehingga setiap Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Barantan harus melakukan hal yang sama, yaitu mendukung akselerasi ekspor.
Selaras dengan hal tersebut, Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya sebagai salah satu UPT Barantan melakukan segala upaya untuk mendukung dan mewujudkan akselerasi ekspor. Salah satunya dengan menyelenggarakan pelatihan “Sertifikasi Ekspor Berbasis In Line Inspection pada 20 Maret 2018 di Sidoarjo. Turut hadir perwakilan pejabat struktural dan Fungsional Bidang Karantina Tumbuhan lingkup BBKP Surabaya.
Iman Suryaman, SP. MSi dari BBKP Soekarno Hatta – Jakarta menyampaikan bahwa In Line Inspection pada dasarnya adalah tindakan karantina tumbuhan yang dilakukan diluar tempat pengeluaran, dengan cara penerapan mitigasi risiko terhadap Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) / Karantina (K) dan cemaran pada sebagian atau keseluruhan proses produksi.
In Line Inspection dilakukan untuk memastikan pelaksanaan sertifikasi karantina telah memenuhi persyaratan fitosanitari negara tujuan dan menjamin apabila ditemukan ketidaksesuaian dapat ditelusuri. Selain itu, In line Inspection juga dapat mempercepat sertifikasi karantina, karena pemeriksaan fisik dapat dilakukan secara berkala sehingga tidak dilakukan pada setiap kali pengiriman.
Pemeriksaan berkala tersebut dapat menekan biaya pemeriksaan yang dikeluarkan ekportir dan dapat mengefisienkan petugas.
Di akhir acara, Kepala BBKP Surabaya Dr. Ir. M. Musyaffak Fauzi, SH. MSi berharap kegiatan ini dapat memfasilitasi penetapan perusahaan ekspor yang layak untuk model In Line Inspection. Sehingga percepatan ekspor komoditas pertanian khususnya di Jawa Timur dapat ditingkatkan lagi (herny).