Surabaya, (30/8). Dalam penerapan standar ISO/IEC 17025:2005 di Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya, ketelusuran pengukuran tidak hanya menjadi persyaratan administratif, tetapi juga menjadi kebutuhan teknis yang mendasar terutama dengan diwajibkannya mencantumkan estimasi ketidakpastian dalam hasil uji.
Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat yang mempunyai tipe yang sama tidak selalu menunjukkan hasil yang sama. Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional atau internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang digunakan mempunyai ketelusuran kepada standar adalah dengan melakukan kalibrasi terhadap alat tersebut. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology, kalibrasi adalah kegiatan yang menghubungkan nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya (yang berkaitan dengan besaran yang diukur).
Kalibrasi bisa dilakukan secara internal dan eksternal. Kalibrasi internal dilakukan oleh Laboratorium itu sendiri sedangkan kalibrasi external dilakukan oleh badan/lembaga yang sudah memiliki akreditasi penguji kalibrasi misalnya KAN sehingga mendapat sertifikat kalibrasi.
Laboratorium uji karantina hewan BBKP Surabaya bekerja sama dengan Laboratorium Kalibrasi PT. Indofa Utama Multi Core mengadakan pelatihan Kalibrasi Alat Laboratorium pada 31 Agustus 2017. Acara yang dihadiri oleh 22 orang peserta yang terdiri dari Pejabat Struktural dan Fungsional lingkup Bidang Karantina Hewan serta Personel Laboratorium Uji Karantina Hewan Juanda dan Tanjung Perak ini dibuka oleh Kepala Bidang Karantina Hewan, drh. Cicik Sri Sukarsih.
Pelatihan ini terbagi menjadi 2 dua (2) bagian: Presentasi Materi Mengenai Kalibrasi Alat Laboratorium dan Praktikum Kalibrasi Internal Alat Laboratorium.
Sebagai Narasumber adalah:
- Hari Nurdjaja menyampaikan materi mengenai CO2 Incubator (inkubator yang lebih yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan kelembaban atau tingkat CO2 yang diperlukan dalam kultur jaringan yang memerlukan kelembaban relatif > 95% dan pH yang agak asam dicapai dengan mempertahankan tingkat CO2 sebesar 5%) dan Kalibrasi CO2, O2 dan Suhu;
- Singgih Dwi S. menyampaikan materi mengenai Timbangan Analitik atau Laboratorium (timbangan yang biasa digunakan untuk menimbang di ruang laboratorium untuk menimbang sesuatu yang bersifat halus dan tidak bisa menggunakan timbangan biasa, biasanya dua sampai lima angka dibelakang koma) dan Kalibrasi Timbangan;
- Marcelinus Nico menyampaikan materi mengenai pH meter (alat elektronik untuk mengukur pH atau derajat keasaman/kebasaan bahan laboratorium baik padat, cair dan semi-padat) dan Kalibrasi pH Meter.
Acara dilanjutkan dengan praktikum mengenai Kalibrasi Timbangan yang dipandu oleh Singgih dan Kalibrasi pH meter yang dipandu oleh Nico, bertempat di Ruang Timbangan dan Ruang Pengujian Mikrobiologi Laboratorium Uji Karantina Hewan Juanda. Keseluruhan rangkaian acara pelatihan ditutup dengan diskusi dan tanya jawab dengan para narasumber (Tim LabKH/sarie – editor: herny & trihandono).

Kalibrasi CO2 Incubator, Timbangan Analitik dan pH Meter