Surabaya, (6/2). Walabi adalah satu dari sekitar tiga puluh spesies macropoda (Familia Macropodidae). Binatang ini berukuran lebih kecil daripada kangguru. Walabi leher merah berciri khas memiliki hidung dan kaki yang berwarna hitam, garis putih di bibir atas dan rambut berwarna bau-abu dengan warna kemerahan.
Sedangkan Wombat adalah marsupial Australia yang berkaki pendek, berkaki empat dan memiliki panjang kira-kira 1 meter dengan ekor yang sangat pendek. Common Wombat merupakan binatang Folivora, pada umumnya makanannya berupa rumput, kulit kayu, batang kayu, alang-alang, dan lumut.
Pada 1 Februari 2018, Surabaya kedatangan 2 ekor Common Wombat (Vombatus ursinus) dan 3 ekor Red Necked Wallaby / Walabi Leher Merah (Macropus rufogriseus) dari Australia Zoo, Australia yang menaiki pesawat Cathay Pacific.
Setelah dokumen dinyatakan lengkap, hewan-hewan yang telah menempuh perjalanan berjam-jam dari Australia tersebut langsung dibawa ke Instalasi Karantina Hewan (IKH) Taman Safari II Prigen, Pasuruan untuk dikarantina.
Untuk memastikan bahwa hewan-hewan tersebut sehat, petugas karantina hewan Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya melakukan pengamatan dan pengambilan sampel untuk diuji di laboratorium IKH Taman Safari II pada 5 Februari 2018.
Menurut drh. Kundoro, MM, MP yang didampingi oleh Ilham Sucahyono menyampaikan bahwa Wombat dan Walabi tersebut saat ini tidak dapat disentuh. Wombat masih bersifat liar, mempunyai kuku yang tajam, dan kuat sehingga sangat berbahaya untuk disentuh. Sedangkan Walabi belum dapat disentuh karena mudah stress sehingga hanya dilakukan pengamatan/observasi dari kejauhan mengenai gerak tubuh waktu berjalan, pola makan, warna bentuk kulit/bulu dan konjungtiva mata.
Membutuhkan waktu kurang lebih 14 hari untuk menyatakan bahwa hewan-hewan tersebut sehat untuk ditempatkan di kandang display dan ditangkarkan secara ex-situ (herny/sarie).

Walabi dan Wombat dari Australia Hadir di Surabaya

Walabi dan Wombat dari Australia Hadir di Surabaya