Surabaya (30/10). Sistem pemeriksaan sebelum pengemasan (inline inspection) memungkinkan mempersingkat waktu bongkar muat di pelabuhan ekspor. Dengan diterapkannya inline inspection diharapkan mampu memecahkan permasalahan SPS yang selama ini menjadi hambatan ekspor dan akseptabilitas komoditi Indonesia di pasar internasional.
Sistem inline ini juga diterapkan dalam eksportasi 140 ton benih kangkung, 60 ton benih jagung manis dan 100 kg benih semangka tanpa biji, ke China dan Hongkong, produksi PT. A.M.P – Kediri, serta 2200 ton kacang hijau ke China dan Philipina, produksi PT. S.R.A.M dan PT. E.A. – Kediri, yang diluncurkan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada 26 Oktober 2018 di Kediri.
Produksi komoditas tersebut juga melibatkan petani binaan di Blitar, Malang, Lumajang, Gresik, Lamongan, Nganjuk, Jombang dan Kediri
Banyaknya jumlah petani yang terlibat, menjadi perhatian tersendiri bagi Mentan. Dalam sambutannya, Mentan menekankan pentingnya memanfaatkan momentum kenaikan nilai dolar untuk meningkatkan income/pendapatan petani melalui peningkatan volume ekspor komoditas pertanian khususnya benih karena benih mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dalam bentuk segar.
Ppeluncuran ekpor tersebut juga disaksikan Haryanti Sutrisno, Bupati Kediri, pimpinan produsen, instansi teknis terkait termasuk di dalamnya Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya (herny).

Inline Inspection untuk Mendukung Akselerasi Eskpor

Inline Inspection untuk Mendukung Akselerasi Eskpor